Toko kecil-kecilan

Senin, 12 Januari 2009

Lemet.

Sampai hari ini saya masih belum menemukan padanan kata dalam bahasa Indonesia untuk makanan yang 1 ini.
Kemarin tiba-tiba teman sekantorku menawari ‘lemet’ kepadaku. Makanan yang terbuat dari ketela pohon yang. Makanan ini adalah makanan di kala saya kecil .. kira2 30 tahunan yang lalu.
Saya sangat ingat bahwa makanan jenis ini adalah tergolong makanan mewah kala itu. Karena tidak tiap hari bisa makan jenis ini. Makanan ini hanya akan ada kalau ada yang melahirkan, yaitu dalam acara “Gumbrengan” atau kalau ada yang punya hajat mengkhitankan.
Acara ‘Gumbrengan’ adalah semacam acara sodaqoh yang menandai kelahiran anak. Acara ini dilaksankan setelah 3 minggu dari hari lahirnya.
Makanan yang terbuat dari ketela pohon yang di parut pake parut kelapa, terus di campur dengan gula merah, sedikit gula putih (biar manisnya cukup terasa meskipun gula merahnya sedikit). Karena kalau gula merahnya terlalu banyak (agar manis) maka warnanya justru tidak menarik. Adonan di campur dengan pengharum (vanila). Dulu vanilla yang terkenal adalah cap kapal api.
Vanilla cap kapal api ini dibungkus dengan wadah yang persis wadahnya ear-plug (alat K3 untuk penutup telinga) dengan warna merah menyala.
Adonan ketela yang di parut, gula merah, dan vanila ini kemudian di bungkus dengan daun pisang dengan bentuk seperti lontong.
Baru kemudian di kukus sekitar 20 menitan.
Terima kasih teman.. kemarin aku benar-2 flashback ke kesekian puluh tahun yang lalu pada masa-masa yang indah sekaligus masa-masa sulit.
Alhamdulillah saya bisa makan lemet lagi. Mudah-mudahan masih ada lemet untuk esok hari.

Tidak ada komentar: