Baca judul diatas dengan lengkap sebagai ’Belanja pulsa lebih banyak dibandingkan dengan belanja Buku.’ Apa masalahnya.
Membaca Jawa Pos kemaren sekilas ada salah satu penelitian dari sebuah lembaga survey tentang perilaku Mahasiswa di Yogya sebagai sampel. Apa hasilnya? Ternyata sebagian besar mahasiwa menghabiskan uang lebih banyak uang untuk beli pulsa dibandingkan untuk membeli buku. Ironis memang. Namun itulah kenyataannya. Tidak bisa ditolak dan tidak bisa di pungkiri. Inilah wajah kita dan wajah anak-anak kita.
Ternyata mereka lebih banyak menghabiskan duit untuk cuap dan untuk kerajinan tangan alias menulis sms.
Kenapa begitu?
Mungkin ini adalah salah satu keunggulan bangsa kita yang banyak suka bicara daripada bertindak nyata. Toh dengan omongan kan bisa mendatangkan banyak duit. Tidak percaya?
Cobalah tengok ke Dewan Kita yang terhormat DPR. Apa yang mereka kerjakan? Apakah tindakan nyata? Bukan! Mereka hanya menjual omongan (kalau lagi gak tertidur saat sidang). Semakin kencang omongan atau teriakan maka akan semakin mahal ’Bargain Position’, alias semakin mahal harga jualnya.
Cara ngomong, cara menaikkan bargain position ini perlu diasah sejak dini kalau perlu tidak hanya dari jaman mahasiswa, namun jika perlu semenjak TK sudah diajari banyak bicara dengan membekali mereka pulsa yang jauh lebih banyak di bandingkan anggaran untuk belanja buku. Semakin awal kita memberikan pelajaran tentunya semakin matang mereka. Sehingga ketika benar-benar menjadi anggota Dewa Yang terhormat mereka sudah tahu cara mendapatkan uang jauh lebih banyak dari anggota Dewan yang sekarang.
Jadi tidak ada lagi yang dikhawatirkan terhadap kebiasaan Belanja pulsa mahasiswa kita. Hal ini jauh lebih baik dibandingkan jika mereka terus tawuran antar kampus atau demo anarkis yang merusak fasilitas.
So apa tanggapan anda?
Membaca Jawa Pos kemaren sekilas ada salah satu penelitian dari sebuah lembaga survey tentang perilaku Mahasiswa di Yogya sebagai sampel. Apa hasilnya? Ternyata sebagian besar mahasiwa menghabiskan uang lebih banyak uang untuk beli pulsa dibandingkan untuk membeli buku. Ironis memang. Namun itulah kenyataannya. Tidak bisa ditolak dan tidak bisa di pungkiri. Inilah wajah kita dan wajah anak-anak kita.
Ternyata mereka lebih banyak menghabiskan duit untuk cuap dan untuk kerajinan tangan alias menulis sms.
Kenapa begitu?
Mungkin ini adalah salah satu keunggulan bangsa kita yang banyak suka bicara daripada bertindak nyata. Toh dengan omongan kan bisa mendatangkan banyak duit. Tidak percaya?
Cobalah tengok ke Dewan Kita yang terhormat DPR. Apa yang mereka kerjakan? Apakah tindakan nyata? Bukan! Mereka hanya menjual omongan (kalau lagi gak tertidur saat sidang). Semakin kencang omongan atau teriakan maka akan semakin mahal ’Bargain Position’, alias semakin mahal harga jualnya.
Cara ngomong, cara menaikkan bargain position ini perlu diasah sejak dini kalau perlu tidak hanya dari jaman mahasiswa, namun jika perlu semenjak TK sudah diajari banyak bicara dengan membekali mereka pulsa yang jauh lebih banyak di bandingkan anggaran untuk belanja buku. Semakin awal kita memberikan pelajaran tentunya semakin matang mereka. Sehingga ketika benar-benar menjadi anggota Dewa Yang terhormat mereka sudah tahu cara mendapatkan uang jauh lebih banyak dari anggota Dewan yang sekarang.
Jadi tidak ada lagi yang dikhawatirkan terhadap kebiasaan Belanja pulsa mahasiswa kita. Hal ini jauh lebih baik dibandingkan jika mereka terus tawuran antar kampus atau demo anarkis yang merusak fasilitas.
So apa tanggapan anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar