Toko kecil-kecilan

Senin, 22 September 2008

Nyaris Celaka

Rasa syukur tiada tara kalau sampai hari ini saya masih bernafas dan masih bis menulis di catatan kecil ini. ALhamdulillah, Alhamdullah bin thanks God, matus suwun gusti...

Hari Senin kemarin mungkin hari sial bagi ku, ketika aku naik bis berangkat ke tempat kerja bis langgananku yang biasa kunaiki dari depan rumah mengalami kecelakaan yang cukup ikin dagdigdug.

Seperti biasa senin pagi kuawali hari dengan menunggu bis Malinda langganan jurusan Dampit-Surabaya. Tepat jam 4.45 wib seperti biasa bis sudah membunyikan klaksonnya tanda dai akan segera nyampe depan rumah. Begitu bis nyampe di hadapanku bergegaslah daku menaiki bis dengan disambut senyum dan sedikit basa-basi kenek dan sopir . Dan tentunya disambut juga oleh si kondektur sambil menyodorkan karcis yang pertanda saya harus menggantinya dengan uang.

Selesai membayar tidurlah aku seperti biasa tanpa menghiraukan sekitar, mau siapa yang naik dan duduk disebelahku, dimana dia turun. Masih untung selama ini belem pernah mampir copet di sebelahku so sampai sekarang aman-aman saja. Mudah-mudahan copet sungkan duduk di sebelahku karena gak ada yang menarik untuk bisa diambil.

Ketika hampir seluruh penumpang tertidur tiba-tiba bus terguncang dengan keras yang membuat semua yang tertidur terbangun seperti juga aku. Guncangan tidak berhenti sampai disitu saja namun masih berlanjut kira-kira 2 menitan. Guncangan yang di ikuti tidak bisa di kendalikannya bus oleh sang sopri sehingga jalannya jadi tidak karu-karuan sambil mengeluarkan suara decitan diu jalan aspal. Bis yang tidak mau berhenti masih ditingkah oleh teriakan para penumpang yang ternyata bus berjalan di jalur yang salah, yaitu jalan yang berlawanan arah. Bis bar berhenti setelah terseret sejauh sekitar 100 meteran dengan menyisakan goresan dbesi di jalan aspal yang cukup dalam.

Subhanallah, pada jam sepagi ini adalah jam nya orang berangkat beraktifitas mulai jam ke kantor, ke pasar, ke pabrik maupun ke sekolah. Namun kebesaran Allah yang menghendaki pada saat tersebut tidak ada 1 kendaraanpun yang melaju pada arah yang berlawanan.

Begitu bis berhenti dengan sempurna di jalan yang berlawanan dan untungnya bener bener di pinggir jalan maka berhamburanlah kita menerobos asap dan debu yang menyeruak masuk kedalam bus. Setelah kami semua keluar barulah kami mengerti apa yang terjadi. Guncangan awal itu berasal dari roda bis yang melanggar separator jalan sehigga bus melaju dairah yang berlawanan.

Mungkin pengalaman nyaris celaka ini akan aku ingat sepanjang masa. Betapa orang sudah "dekat" sekali dengan "pintu kecelakaan" di mana salah sedikit mungkin timbul korban yang luar biasa banyak. Kalau saja bus nabrak tiang listrik yang berjajar di jalan, kalau saja bus menyenggol rumah, warung atau kios yang ditepi jalan, kalau saja ada kendaran yang melaju di arah yang berlawanan, kalau saja ada orang yang lagi jualan di tepi jalan, kalau saja, kalau saja..dan kalau saja........

Alhamdulillah aku masih sempat menulisnya di sini sehingga aku masih sempat meelihat indahnya sisa romadhon tahun ini. Masih sempat mendengar kumandang Tadarus di malam hari. MAsih sempat berbondong-bondong tarawih di malam hari , masih sempat berkeliaran untuk mencari nasi di warung langganan. Mudah-mudahan aku masih ketemu dengan romadhon tahun depan... Amiiiin

Tidak ada komentar: